Kamis, 18 Februari 2016

Air-terjun-lae-mbilulu medan


Setelah tiba di daerah Kabupaten Pakpak Bharat, lebih kurang 2 jam waktu tempuh dari Sidikalang. Menelusuri tebing dan jurang serta tingkungan tajam menikmati perjalanan, terlihat papan nama ditepi jalan “Objek Wisata Air Terjun Lae Mbilulu“. Melihat papan nama tersebut, Yetty Aritonang dan team Gobatak Visit Huta 2012 memustuskan untuk pergi ke lokasi air terjun tersebut.

Tepatnya di Kecamatan Tinada, di tepi jalan kembali tampak sebuah papan nama mengarah ke kiri bertulisan “Objek Wisata Air Terjun Lae Mbilulu“. Arah jalan tersebut ternyata menuju sebuah desa yang bernama desa Prongil. Di desa inilah terdapat objek wisata air terjun tersebut.



Nah, setelah berjam-jam diperjalanan kita memutuskan untuk ngopi di sebuah warung penduduk di desa Prongil sembari bertanya-tanya tentang air terjun Lae Mbilulu. Tak lama berbincang dengan pemilik warung kopi, seorang laki-laki mengendarai sepeda motor menghampiri warung tersebut. Nah ini dia orangnya, kata pemilik warung tersebut. Dia adalah kepala desa disini. Oh, Njuahjuah Puhun (Tulang) sambut Yetty Aritonang sambari jabat berkenalan.

Daulat Sinamo (50 tahun) yang sudah menjabat lima tahun sebagai kepala desa Prongil bersedia untuk menemani team Gobatak Visit Huta menuju air terjun Lae Mbilulu. Wah kebetulan sekali, masyarakat disini sedang melakukan kerja bakti dikawasan air terjun sembari mengukur tanah sekitar 4 hektar. Ya, rencananya pemerintah kabupaten hendak mengambil alih pengelolaan objek wisata ini, kata Daulat.

Melewati jalan setapak suara gemuruh air terjun mulai terdengar sayup. Dari ujung jalan aspal desa Prongil dengan berjalan menuruni jalan setapak berlahan suara gemuruh air terjun itu mulai terdengar jelas. Memang jalan setapak menurun menuju lokasi air terjun terlihat sebagian warga memperbaiki, akhirnya kamipun tiba. Memang air terjun tersebut belum terlihat jelas karena harus melewati sisi bukit berjalan berlahan. Harus berhati-hati. Jembatan gantung yang baru diperbaiki rusak dihantam kayu besar yang mengakibatkan satu tali besi penyangga jembatan itu terputus. Kita harus berjalan satu demi satu menuju seberang, tegas Daulat Sinamo sang kepala desa.

Akhirnya. Wow. Sungguh mempesona, ternyata air terjun itu kembar ada dua. Objek wisata ini telihat masih alami keberadaannya. Airnya yang dingin menambah kesejukan yang sangat mengagumkan, ibaratnya keindahan yang tersembunyi.

Obyek wisata air terjun Lae Mbilulu tersebut sangat cocok dikembangkan menjadi tujuan wisata, sehingga nantinya selain bisa menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), juga menambah income bagai warga sekitar.

Konon ceritanya pada salah tumpuan air terjun terdapat kepiting sebesar Nderu (Tampi). Mau rasakan kesegaran alam dan keindahannya? Alam Pakpak Bharat menantang anda untuk datang kesana.

Sumber : link

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Copyright © Alam Indonesia Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com