Selasa, 16 Februari 2016

Dasar Gerakan Tarung Drajat

PRINSIP GERAKAN TARUNG DERAJAT


SENYAWA GERAK, BERTAHAN-MENYERANG-MEMATIKAN
Gerak dan jurus yang terdapat dalam seni olah raga beladiri Tarung Derajat merupakan pengembangan dari potensi yang dimiliki manusia, karena manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling sempurna. Dasar dari gerakan dan jurus Tarung Derajat adalah refleks/naluri/insting yang terkristalisasi melalui pengalaman. Refleks dan pengulangan refleks bersenyawa dengan kreatifitas, dan kemudian melalui proses terlatih, yaitu latihan dan latih tanding.
Sesuai dengan latar belakang penciptaan, seluruh gerak dan jurus dalam Tarung Derajat terbentuk dalam kaidah praktis, efektif, realistis dan rasional. Dalam pengembangan jurus, Tarung Derajat membentuk seluruh tubuh menjadi senjata, dan segala sesuatu yang terdapat di lingkungan sekitarnya adalah juga senjata.
Semua ini membentuk Tarung Derajat menjadi suatu seni keperkasaan diri reaksi cepat yang mempelajari dan melatih teknik, taktik dan strategi pergerakan tangan, kaki, kepala, serta anggota tubuh lainnya secara praktis dan efektif dalam pola dan bentuk latihan bertahan-menyerang, dengan kemampuan otot, otak dan nurani.
Lima unsur daya gerak dalam Tarung Derajat yaitu Kekuatan, Kecepatan, Ketepatan, Keberanian, dan Keuletan. Seluruh gerakan merupakan senyawa teknik bertahan-menyerang-mematikan. Setiap gerakan dan jurus Tarung Derajat merupakan senyawa gerak reaksi dari suatu aksi. Posisi pertama atau posisi dasar adalah pertahanan dan ketahanan diri. Posisi bukan pertahanan pasif, tetapi sekaligus merupakan posisi dasar menyerang.

prinsip gerak dan seni

 

KAKI DAN TENDANGAN
Dalam Tarung Derajat dikenal empat jenis tendangan, yaitu tendangan lurus, tendangan samping, tendangan lingkar dalam, dan tendangan belakang. Masing-masing tendangan memiliki karakteristik yang berlainan, dari segi gerak maupun efeknya.
Tendangan lurus, tendangan lingkar dalam, dan tendangan samping memiliki efek merusak dari senyawa ayunan paha dan kekuatan “lecutan” yang berporos pada lutut. Sedangkan tendangan belakang, mengandalkan sepenuhnya pada ayunan kaki yang bertumpu pada pinggul.
Dalam melakukan tendangan, terdapat empat gerakan utama, yaitu mengangkat lutut, meluruskan kaki, menarik kaki, dan kembali ke posisi awal. Masing-masing gerakan memiliki efek masing-masing yang akan menentukan evektifitas tendangan.
Gerakan pertama, mengangkat lutut adalah gerakan membidik titik sasaran. Garis lurus yg terbentuk dari pangkal paha ke lutut akan menunjuk ke arah titik sasaran yang diincar.Gerakan mengayun saat mengangkat lutut memberikan kekuatan[power]awal tendangan yang bersenyawa dengan gerakan berikutnya.Gerakan mengangkat lutut yang baik manakala paha dan betis dalam keadaan rapat.Gerakan meluruskan kaki adalah gerakan yang akan memberi efek lecutan saat titik kena menyentuh titik sasaran.
Efektifitas dari tendangan merupakan senyawa dari kekuatan[ayunan],kecepatan[lecutan],dan ketepatan[ke titik sasaran].Dua gerakan terakhir,menarik kaki dan kembali pada posisi siaga di lakukan untuk melakukan serangan susulan atau antisipasi gerakan lawan.
Seperti telah di sebutkan di atas,karena ketepatan tendangan di tentukan oleh”bidikan lutut”,garis yang di bentuk dari pangkal paha dan lutut harus benar benar mengarah ke titik sasaran.Pada wajah,titik sasaran yang ada adalah titk antara dua mata, mata, hidung, dagu, telinga, dan leher.
Bentuk titik sasaran yang ada disesuaikan dengan titik kena. Punggung kaki yang memikiki titik kena yang memanjang cocok digunakan untuk titik sasaran serupa, misalnya pada telinga dan rahang
Untuk mencapai titik sasaran pada muka yang relatif lebih sulit, diperlukan latihan yang baik dan bisa dilakukan pada anggota tarung derajat tingkat mahir.

0 komentar:

Posting Komentar

Text Widget

Copyright © Alam Indonesia Published By Gooyaabi Templates | Powered By Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com